Whatsapp
Instagram
tiktok



Perjuangan Michael Simon dari Buruh hingga Miliki Pabrik Kosmetik, Produksi Capai 1000 Kg Per Hari

pabrik kosmetik terbaru

Perjuangan Michael Simon dari Buruh hingga Miliki Pabrik Kosmetik, Produksi Capai 1000 Kg Per Hari

Tangan Michael Simon menunjuk ke sebuah lahan. Tanah luas yang akan dibangun pabrik packaging dalam waktu dekat. Lokasi pabrik packaging tersebut tak jauh dari pabrik yang dimilikinya saat ini. Pabrik kosmetik seluas 5.000 meter di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Pabrik tersebut berstandar internasional. Dibuktikan dengan berbagai ISO yang dikantonginya yakni 9001, 14001, 22716, dan 45001.

Tak heran, jika kosmetik yang diproduksinya ditujukan untuk pasar dalam dan luar negeri. Simon pun menjadi pengusaha maklon kosmetik besar di Jabar. Setidaknya ada 200 brand kosmetik yang memproduksi produknya di sana. Kapasitas produksinya pun mencapai 1.000 kilogram per hari.

Bangun bisnis

Bagi Simon, pabrik ini merupakan hasil dari kerja keras dan perjuangannya membangun bisnis. Karena membangun bisnis tidaklah mudah.

Pria yang lahir Padang dan besar di Bandung ini sukses mengembangkan bisnis lewat PT SkinSol Kosmetik Industri. Ia membangunnya bersama sang istri, Rizky Ananda.

Perjalanan jatuh bangun dalam membangun usaha bisa dilewati dengan berbekal pengalaman dirinya saat menjadi buruh pabrik tekstil.

"Usaha ini dibangun sejak 2004. Selama itu kami menemui banyak tantangan," ujar Simon

Wakil Ketua Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi) Jawa Barat ini mengungkapkan, awalnya ia memulai bisnis di dekat rumahnya di Ciwaruga Bandung. Ia memanfaatkan lahan yang ada seluas 1.000 meter.

Di sana ia dan istrinya mempekerjakan 6 pegawai. Ada yang pegang marketing, pembukuan, apoteker, dan produksi.

Ia dan istrinya membantu segala dari produksi hingga memasarkan. Saat itu Skinsol Kosmetik belum menerima maklon.

Dua tahun kemudian, barulah mereka menerima maklon atau jasa pembuatan produk. Dari awalnya 3 klien, bertambah jadi 5, hingga kini mencapai 200 klien.

Selain memproduksi, mereka membantu para klien yang di antaranya UMKM dengan mengurus berbagai administrasi, seperti sertifikat Halal, Izin BPOM, hingga HAKI.

Karyawan adalah aset

Menurut Simon, pengalamannya menjadi buruh mengantarkannya pada pemahaman bahwa setiap karyawan yang bersamanya adalah aset.

"Pengalaman saya membuat saya mengerti bagaimana rasanya menjadi karyawan. Oleh karena itu, saya berusaha untuk benar-benar memanusiakan karyawan," kata Pengurus Komite Tetap Industri Kosmetik Kadin Kota Bandung ini menjelaskan.

Bahkan, Simon tak segan memberikan penghargaan bagi karyawannya yang berprestasi, berupa bonus uang, umrah ke Tanah Suci, kepemilikan motor dan mobil dengan biaya ditanggung perusahaan.

Ke depan, ia menyiapkan perumahan buat karyawan. Hal ini dilakukan karena ia sadar bahwa karyawanlah penggerak roda perusahaan.

"Tanpa karyawan, kita tidak akan bisa berkembang dengan baik," ucapnya.

Rupanya cara dia mengapresiasi karyawan, membuat bisnisnya berkembang pesat. Ia sukses mengembangkan bisnisnya.

Saat ini, potensi skincare sangat menjanjikan. Bahkan bagi banyak orang skincare sudah menjadi kebutuhan primer.

Sumber : https://regional.kompas.com/